Selasa, 27 Desember 2011

Sekolah Bertaraf Internasional


PENGEMBANGAN E-LEARNING SEBAGAI SUMBER BELAJAR
PADA SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL

Oleh :
Rini Dwi Astuti
11709251030
PPS UNY PMat C

A.      PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu proses pengembangan potensi individu. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan cita-citanya.
Kebijakan pemerintah yang dituangkan dalam Permendiknas No. 78 tahun 2009 tentang kategori sekolah yaitu: Sekolah Standar Nasional (SSN), Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) yang mengharuskan tenaga pendidik memfasilitasi pembelajaran dengan teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran perlu didukung dengan pemanfaatan teknologi internet, agar tujuan kebijakan tersebut berjalan sesuai sasarannya. Pembelajaran menjadi titik tolak dalam pengoptimalan pemanfaatan internet. Guru dituntut menguasai Information Communication Technology (ICT) dan mengaplikasikannya dalam pengembangan desain pembelajaran berbasis internet, termasuk pada pembelajaran matematika.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat, terutama teknologi internet mempengaruhi semua aspek kehidupan. Teknologi internet menjadi teknologi tepat guna dengan fasilitas seperti sumber informasi dan data yang dapat diakses secara cepat, berkomunikasi dengan cepat tanpa batasan jarak. Internet menjadi pusat layanan penting termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satu bentuk penerapan pemanfaatan teknologi dibidang pendidikan adalah penerimaan siswa baru dengan system online. Selain itu, kebijakan pemerintah dengan menetapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib di sekolah menjadi pendukung agar sekolah memanfaatkan teknologi. Teknologi internet dapat dijadikan sumber belajar dan media pembelajaran. Sumber­-sumber informasi dunia dapat diakses oleh siapa pun dan di mana pun melalui internet.
Seiring perkembangan zaman, pemanfaatan internet untuk pendidikan di Indonesia terus berkembang dan menjadi pusat perhatian para pakar Teknologi Informasi di bidang pendidikan.  Kini sudah banyak yang sudah mulai merintis dengan mengembangkan model pembelajaran berbasis internet dalam mendukung sistem pendidikan konvesional. Pemanfaatan internet di sektor pendidikan sudah berkembang pesat  yang disebut e-learning. Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu alternative pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan semakin meningkat sejalan dengan perkembangan dibidang teknologi komunikasi dan informasi. Infrastruktur di bidang telekomunikasi yang menunjang penyelengaraan e-learning tidak hanya menjadi monopoli kota-kota besar, tetapi secra bertahap sudah mulai dinikmati oleh mereka yang berada di kota-kota di tingkat kabupaten. Oleh karena itu pengembangan e-learning lebih lanjut akan dibahas pada pembahasan pada makalah ini.

B.       PEMBAHASAN
1.      Sumber Belajar
Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Secara garis besar terdapat dua jenis sumber belajar, yaitu :
a.       Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yaitu  sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.
b.      Sumber belajar yang dimanfaatkan  (learning resources by utilization),  yaitu sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, salah satunya adalah media massa.
Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melewati media cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Pengertian “dapat” di sini menekankan pada pengertian, bahwa jumlah sebenarnya penerima pesan informasi melalui media massa pada saat tertentu tidaklah esensial. Yang penting ialah “The communicator is a social organization capable or reproducing the message and sending it simultaneously to large number of people who are spartially separated”. Adapun bentuk media massa, secara garis besar, ada dua jenis, yaitu : media cetak (surat kabar dan majalah, termasuk buku-buku) dan media elektronik (televisi dan radio, termasuk internet) (http://artikel.us/mangkoes6-04-2.html). Salah satu aktivitas yang berkaitan dengan proses pembelajaran adalah e-Learning. E-Learning adalah wujud penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan dalam bentuk  sekolah maya. E-Learning merupakan usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar di sekolah dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet.

2.      E-Learning
Electronic learning (e-learning) kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’.
Dong (dalam Hasbullah) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Kemudian Soekartawi, Haryono dan Librero, (2002, dalam Hasbullah), mendefinisikan E-Learning sebagai berikut :
     e-Learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based training or computer aided instruction also commonly referred to as online courses”.
E-learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia. E-learning merupakan pembelajaran yang menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Dalam pelaksanaannya pembelajaran ini didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, vidiotape, transmisi satelit atau komputer. Pengembangan e-learning tidak semata-mata hanya menyajikan materi pelajaran secara on-line saja, namun harus komunikatif dan menarik. Materi pelajaran didesain seolah siswa belajar di hadapan pengajar melalui layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet.
Dalam pembelajaran ‘e-learning’ fokus utamanya adalah siswa. Siswa mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk pembelajarannya. Suasana pembelajaran ‘e-learning’ akan ‘memaksa’ siswa memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Siswa membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.

3.      Kriteria E-Learning yang Baik
Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, menurut Purbo (2002, dalam Hasbullah) ada tiga syarat hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-learning, yaitu
a.       Sederhana, sistem yang sederhana akan memudahkan siswa dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan, waktu belajar peserta akan lebih efisien.
b.       Personal, pengajar / guru dapat berinteraksi dengan baik dengan siswanya, seperti layaknya berkomunikasi di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, siswa diperhatikan kemajuanya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapi.
c.        Cepat, layanan yang ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan siswa, sehingga perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar/ guru.
Cisco (2001, dalam Hasbullah) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut :
1.      e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line.
2.      e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
3.      e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan
4.      Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.

4.      Fungsi E-Learning dalam Pembelajaran
Menurut Siahaan (Hasbullah : 7), terdapat 3 fungsi e-learning terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas yaitu :
a.       Suplemen (tambahan)
Siswa memiliki kebebasan untuk memilih akan menggunakan materi e-learning atau tidak. Siswa tidak mempunyai kewajiban untuk mengakses materi e-learning. Jika siswa memanfaatkannya penggunaan e-learning akan memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan.
b.      Komplemen (pelengkap)
Menurut Lewis (Hasbullah : 8) materi e-learning diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas. Sebagai pelengkap materi e-learing diprogramkan menjadi materi reinforcement (pengayaan) dan remedial bagi siswa
c.       Substitusi
Penggunaan e-learning memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengelola kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari siswa.



5.      Manfaat E-Learning dalam Pembelajaran
Menurut A. W. Bates dan K. Wulf (Hasbullah : 18) manfaat dari e-learning antara lain adalah :
a.       Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara siswa dengan guru atau instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, penggunaan e-learning dapat meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara siswa dengan guru/instruktur, antara sesama siswa, maupun antara siswa dengan bahan belajar (enhance interactivity). Dalam pembelajaran E-learning siswa yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas.
b.      Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
Siswa tidak terikat dengan waktu dan tempat penyelenggaraan dengan pembelajaran. Sumber belajar E-learning ini sudah dikemas secara elektronik dan tersedia tersedia untuk diakses oleh siswa kapanpun dan dimanapun. Tugas-tugas pembelajaran dapat diserahkan kapan saja kepada guru, siswa tidak perlu menunggu untuk bertemu dengan gurunya.
c.       Menjangkau siswa dalam cakupan yang luas (potential to reach a global audience).
Kesempatan belajar dengan E-learning memberi kesempatan kepada semua siswa yang membutuhkan. Dalam mengakses informasi siswa tidak terikat oleh ruang, tempat dan waktu sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan mudah dan fleksibel.
d.      Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai perangkat lunak yang terus berkembang turut membantu mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik, penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik dan mudah, pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih mudah dipantau oleh guru, serta penyempurnaan metode penyajian materi pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik dari siswa maupun atas hasil penilaian guru selaku penanggung-jawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.
e.       Independent Learning
E-learning memberikan kesempatan bagi siswa untuk memegang kendali atas kesuksesan belajar masing-masing, yaitu siswa diberi kebebasan untuk menentukan kapan akan mulai, kapan akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu materi yang ingin dipelajarinya terlebih dulu. Jika ia mengalami kesulitan untuk memahami suatu bagian, ia bisa mengulang-ulang lagi sampai ia merasa mampu memahami. Seandainya, setelah diulang masih ada hal yang belum ia pahami, pembelajar bisa menghubungi instruktur, nara sumber melalui email atau ikut dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu.

6.      Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan E-Learning
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran penggunaan e-learning mempunyai beberapa kelebihan, antara lain :
a.       Guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
b.      Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
c.       Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar (mata kuliaha) setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
d.      Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
e.       Guru dan siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
f.       Siswa akan menjadi lebih aktif dalam pembelajaran
g.      Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari sekolah konvensional.
Selain beberapa kelebihan di atas, penggunaan e-learning dalam pembelajaran juga mempunyai beberapa kekurangan, antara lain :
a.       Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
b.      Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.
c.       Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
d.      Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
e.       Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
f.       Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
g.      Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.
h.      Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

C.      PENUTUP
Pada dasarnya internet memberikan kemudahan bagi kita didalam mengembangkan pendidikan dan pengajaran. Kehadiran internet untuk saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi siapa saja, tidak terbatas hanya pada pelaku bisnis, namun hal ini juga udah merambah dalam berbagai bidang, terutama dunia pendidikan. Namun untuk menjadikan internet sebagai basis pengajaran, kelemahan utamanya adalah ketersediaan sarana prasarana pendukung seperti jaringan internet, ketersediaan komputer, dan berbagai sarana lainnya yang mesti disediakan. Selain itu, perlu juga didukung dengan tingkat akses yang memadai.
Internet bukanlah pengganti sistem pendidikan. Kehadiran internet lebih bersifat suplementer dan pelengkap. Metode konvensional tetap diperlukan, hanya saja dapat dimodifikasi ke bentuk lain. Metoda talk dan chalk dimodifikasi menjadi online conference.
Guna mencapai tingkat pembelajaran yang efektif, maka sudah semestinya setiap institusi pendidikan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. Oleh karena itu, sudah saatnya kita perlu memikirkan pemanfaatan teknologi informasi internet dalam setiap pengembangan kurikulum dan bahan ajar di setiap sekolah.


D.      REFERENSI
Akhmad Sudrajat. 2008. Konsep Sumber Belajar.
Hasbullah. Perancangan Dan Implementasi Model Pembelajaran E-Learning Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Di Jpte Fptk Upi. Bandung : UPI
Fadli. 2010. Pemanfaatan E-Learning sebagai Sumber Belajar dalam Pendidikan Jarak Jauh.


Selasa, 20 Desember 2011

Elegi Ketika Sekali Lagi Pikiranku Tak Berdaya

Rini Dwi A
PMat C

Berilmu adalah berpikir. Ilmu dapat diperoleh dengan berpikir, berpikir yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya. Namun, setinggtinggi manusia berpikir ia tetap mempunyai keterbatasan untuk memikirkannya. Yang bisa dilakukan adalah berusaha-berusaha dan berusaha. Semoga kita selalu mendapat ptunjuknya agar kita dapat berpikir dengan positif dan bermanfaat. Amiin.
Maaf atas keterbatasan saya. Terimakasih.

klik

Elegi Konferensi Patung Filsafat

Rini Dwi A
PMat C

Kehidupan ini penuh dengan warna. Banyak sekali patung-patung ditengah-tengah hidup kita. Patung tetap patung, ia hanya diam membisu diam seribu bahasa. Patung hanyalah sebuah tiruan atas pikiran dan karya pembuatnya. Meniru dan menjadi tiruan bagi orang lain adalah sebuah mitos-mitos. Manusia diciptakan sempurna dengan akal agar manusia itu berpikir, mengolah pikirannya untuk mencari ilmu pengetahuan yang sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya. Itulah logos. Hanya dengan logos kita dapat melindungi diri kita dari mitos-mitos.

klik

Elegi Konferensi Daerah Imajiner

Rini Dwi A
PMat C

Ilmu itu sangan luas. Kehidupan ini butuh ilmu, dengan ilmu kehidupan akan lebih baik dan bermanfaat. Dari elegi ini sedikit saya menangkap bahwa ilmu itu tergantung dari subyeknya sendiri memaknai ilmu itu. Setiap subyek berhak mendapatkan ilmu, bagaimana ilmu itu bisa memberikan manfaat bagi dirinya atau bahkan bagi orang lain. Bahkan Rasulullah-pun bersabda dalam sebuah hadis "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim laki-laki dan perempuan.". Oleh karenany, marilah sebagai seorang muslim kita cari ilmu itu sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya, semoga kita dapat mengamalkan ilmu itu dalam kehidupan kita dunia dan akhirat. Amiin. Terimakasih.

klik

Elegi Seorang Hamba Menggapai Harmoni

Rini Dwi A
PMat C

Kehidupan harmoni adalah idaman setiap orang. Harmoni adalah kehidupan yang seimbang, selaras, serasi antara semua unsur-unsurnya. Keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Harmoni dapat diperoleh dengan niat untuk beribadah. Segala aktivitas, keterampilan, ilmu, dan pengalaman untuk beribadah. Tingkatkan iman dan takwa kepada ALlah SWT. Dengan hati, pikiran, dan jiwa yang bersih maka niatpun juga akan bersih sehingga kita akan terhindar dari hambatan untuk menggapai harmoni itu. Terimakasih. Maaf atas keterbatasan saya


klik